Sebuah Kebermaknaan

Rabu, 27 Agustus 2014

RANU GRATI

Ranu Grati atau Danau Grati terletak di antara 3 desa yaitu desa Sumberdawesari, Desa Ranuklindungan, dan Desa Gratitunon, kecamatan Grati. Dengan luas 198 hektar, ranu Grati terletak tidak jauh di sebelah selatan pantai utara, diantara ruas jalan Pasuruan - Probolinggo.
Sejak tahun 2000, Pemerintah Kabupaten Pasuruan telah dengan gencar memperkenalkan wisata ranu Grati sebagai ajang banyak kegiatan seperti Lomba Olahraga Air tingkat Jawa-Bali. Untuk menuju ke Ranu Grati, dapat ditempuh sekitar 30 menit dari kota Pasuruan, dan 90 menit dari Probolinggo.
Letak geografi Kabupaten Pasuruan antara 112 0 33` 55” hingga 113 30` 37” Bujur Timur dan antara 70 32` 34” hingga 80 30` 20” Lintang Selatan dengan batas – batas wilayah:
Utara   : Kabupaten Sidoarjo dan Selat Madura.
Selatan : Kabupaten Malang
Timur   : Kabupaten Probolinggo
Barat   : Kabupaten Mojokerto

Geologi dan Geomorfologi
Ranu grati merupakan danau vulkanik, ketika magma tidak mampu menerobos melalui jalan keluarnya maka magma berusaha mencari jalan lain, penerobosan magma kemudian membuat batuan di atasnya melting (melebur) otomatis hasil melting batuan membuat batuan ambles sehingga membentuk cekungan, ternyata setelah melting magma tersebut tidak sampai membentuk gunung dan tetap membentuk cekungan, cekungan tersebut kemudian terisi oleh air sehingga menjadi danau grati tau ranu grati yang kita kenal selama ini.
           
Iklim / Cuaca
Kecamatan Grati mempunyai wilayah geografis berupa dataran rendah, dengan rata-rata ketinggian 0 - 100 m dari permukaan air laut. Terbentang pada 7,30’- 8,30’ Lintang Selatan dan 112°30’ - 113°30’ Bujur Timur. Lokasi Kecamatan Grati di Kabupaten Pasuruan berada di sekitar Garis Khatulistiwa, maka seperti daerah yang lain di Kabupaten Pasuruan mempunyai perubahan iklim sebanyak 2 jenis setiap tahunnya, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Curah hujan Kecamatan Grati setiap tahunnya sebesar 1.195 mm.
Kabupaten Pasuruan pada umumnya beriklim tropis, dengan klasifikasi Schimdt dan Fergusan. Sebagian besar kecamatan tipe iklim C dan selebihnya tipe B. Temperatur sebagian besar wilayah antara 240 – 320 C, sedangkan untuk wilayah diatas 2.770 meter temperature terendah mencapai 50 C utamanya Kecamatan Tosari. Variasi curah hujan rata – rata dibawah 1.500-2500 mm. Angin Barat dan Timur kecepatan rata – rata 12 – 30 knot.

Penggunaan Lahan
            Lahan di sini hanya ditanami pepohonan untuk penyejuk karena memang cuaca di daerah itu panas sedangkan ranu grati adalah tempat pariwisata sehingga perlu adanya tanaman penyejuk untuk kenyamanan penyejuk.

Mata Pencaharian Penduduk

            Mata pencaharian di tempat itu yang kami temukan adalah tempat penyewaan alat-alat pancing karena ranu grati banyak dipakai pengunjung untuk memancing. Di samping ranu grati ada dam yang di tempat itu banyak digunakan anak kecil untuk bermain air sehingga membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar untuk membuka tempat penyewaan ban, membuka warung yang menjual snack-snack untuk anak kecil, dll.

Potensi Bencana
Ranu ini hanya digunakan sebagai tempat pemancingan dan kerambah yang digunakan masyarakat sekitar hanya pada bagian tepi.

Gambar 1.1 Aktivitas pemancingan hanya di bagian tepi, tidak ada aktivitas di tengah ranu
Pemerintah setempat tidak berani mengembangkan ranu tersebut sebagi tempat wisata dikarenakan mengandung resiko yang akan memakan korban hal ini disebabkan pada bagian tengah ranu kemungkinan kedalaman lebih dari 200 m dan profil ranunya pun tidak mudah untuk diprediksi kedalamannya.
Selain itu, dimungkinkan bahwa di bawah ranu grati ada yang biasa masyarakat sebut dengan lumpur hidup, maksudnya adalah lumpur yang bisa menyerap benda yang ada di atasnnya. Lumpur hidup sebenarnya bukan peristiwa mistis, tapi memang peristiwa alam yang bisa diterima dengan logika. Ranu grati yang merupakan danau sehingga merupakan daerah tangkapan air, daerah berkumpulnya air otomatis menerima banyak air ditambah dengan hasil erosi dari berbagai tempat. Hasil erosi itu lah yang mengendap menjadi lumpur di dasar ranu. Lumpur tersebut tidak mungkin tidak mengalami reaksi, di dasar lumpur tersebut pasti mengalami pertukaran antara udara dengan air, sehingga ketika udara yang masa jenisnya lebih ringan berusaha menerobos keluar otomatis air masuk ke lapisan lumpur dan tenaga masuknya air ke lapisan lumpur tersebut cukup mampu menyerap benda di atasnya kerna tenaganya cukup besar.
Pada tanggal 17 Oktober 1979, lima tank amfibi milik TNI Angkatan Laut melakukan latihan rutin di Danau Ranu Grati. Saat latihan sedang berlangsung, tiba-tiba sebuah tank amfibi mesinnya mati mendadak. Seharusnya tank amfibi yang mesinnya mati masih bisa mengapung selama beberapa jam, namun yang terjadi sebaliknya. Tank amfibi tersebut tenggelam ke dasar danau. Pencarian tank amfibi beserta awaknya langsung dilakukan, bahkan diterjunkan pula pasukan katak dari Surabaya, namun hasilnya nihil. Tank tersebut hilang tanpa jejak beserta awaknya sampai sekarang. Untuk memperingati kejadian tersebut dibangunlah sebuah tugu peringatan di sebelah timur danau yang bertuliskan nama 22 awak tank amfibi yang ikut tenggelam.
Terdapat tanggul alam yang sekarang sudah mendapat campur tangan pemerintah setempat hal ini bertujuan agar tidak mudah tererosi yang akan menyebabkan jebolnya ranu tersebut dikarenakan di sekitar ranu banyak permukiman warga setempat.

Selamat membaca, semoga bermanfaat.
Tiada gading yang tak retak,
saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun.
Semua isi (foto dan teks) di dalam postingan ini memiliki hak cipta.
Biasakan menghargai karya orang lain dengan cara mengutip dengan cara yang benar.
----SEKIAN TERIMAKASIH----
:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar