Sebuah Kebermaknaan

Sabtu, 25 Oktober 2014

25-10-1955: Kisah Tragis Gadis Sadako dan 1.000 Bangau Kertas

Pagi yang kelabu, 25 Oktober 1955, seorang gadis kecil sedang berjuang untuk tetap hidup. Tubuhnya kepayahan, kakinya bengkak dan berwarna ungu. Ia sempat menelan sesuap nasi yang dicampur teh panas. "Rasanya enak," kata dia sebelum menghembuskan nafas penghabisan. 

Sadako Sasaki, namanya, meninggal dunia pada usia 12,5 tahun. 

Penderitaan gadis kecil itu berawal dari sebuah tragedi besar yang mengguncang dunia. Malapetaka yang dipicu manusia: perang. Kala itu, 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom 'Little Boy' di Hiroshima, Jepang dan membunuh 140.000 orang yang ada di kota itu. 

Sadako yang masih berusia 2 tahun berada dalam jarak 1 mil dari titik jatuhnya bom di dekat Jembatan Misasa. Ia dan seluruh keluarganya berhasil lari, meski sang nenek yang kembali ke rumah untuk mengambil barang yang tertinggal, tak pernah diketahui nasibnya. 

Perang pun berakhir dan Jepang berupaya pulih, saat itulah Sadako menjalani masa kecil yang relatif normal meski serba kekurangan. Ia seorang gadis yang ceria juga pelari unggul. Berkat kemampuannya itu, kelasnya langganan juara lari estafet. 

Suatu hari, di tengah perlombaan, Sadako terjatuh. Usianya saat itu 11 tahun, namun hari demi hari tubuhnya makin lunglai. Pada November 1954, leher dan bagian belakang telinga Sadako membengkak. Dua bulan kemudian bercak ungu bermunculan di kedua kakinya.

Sadako dilarikan ke rumah sakit pada Februari 1955. Dokter mendiagnosis, ia sakit leukemia, 'penyakitnya para korban bom atom'. Kanker darah yang diderita banyak anak yang terkena radiasi. Orangtuanya diberi tahu bahwa putri kesayangan mereka hanya punya waktu kurang dari setahun. 

"Aku dan suamiku menangis di dekat Sadako yang sedang tertidur tenang," demikian isi surat yang ditulis sang ibu, Fujiko Sasaki pada 1956 seperti dimuat situs The Global Human. Seandainya ada yang bisa dilakukan untuk menyelamatkannya dari penyakit akibat bom atom. "Jika di dunia ada obat untuk menyembuhkan penyakitnya, aku akan pinjam uang, 10 juta yen sekalipun. Atau, jika mungkin, biarkan aku mati untuknya...."

Suatu hari, seorang sahabat Sadako, Chizuko Hamamoto datang menjenguk. Ia bercerita tentang sebuah legenda Jepang. Konon, seseorang yang bisa melipat 1000 bangau kertas, akan dikabulkan permintaannya. Bangau adalah simbol panjang umur.
"Kau ingat legenda yang menyebut jika kau melipat 1.000 bangau kertas, para Dewa akan mengabulkan keinginanmu?," kata dia. 

Hamamoto lalu melipat selembar kertas berwarna emas menjadi sebuah bangau keryas. Lipatannya sangat bagus. Ia memberikannya ke Sadako. "Ini milikmu yang pertama."
Sadako tak punya kertas lipat. Harganya sangat mahal saat itu. Jadi, ia menggunakan apapun, koran, bungkus obat, juga kertas pelapis bingkisan semoga cepat sembuh. Ia melipat dan terus melipat. 

Bom Atom, penemuan hebat yang diciptakan oleh ilmuwan hebat namun berakibat sangat tidak hebat. Saya menyesalkan adanya peperangan, terutama peperangan dengan menggunakan senjata pemusnah massal. Perdamaian sangat indah. Hiduplah dengan indah, maka damailah. Bismillah.

Shofi, 2014

Kamis, 02 Oktober 2014

KONSEP DASAR GEOGRAFI TUMBUHAN HEWAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP DI MUKA BUMI

KONSEP DASAR GEOGRAFI TUMBUHAN HEWAN
DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP DI MUKA BUMI


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Geografi Tumbuhan Hewan
Yang dibina oleh Prof. Dr. H. A. Fatchan, M.Pd., M. Si.








Oleh:
Shofi Amaliyah Majid          130721607499
Dika Iqbal Pratama              130721616050
Cornelia Hilda                       130721607473
Wijiantoro                              130721616048














UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
September 2014


PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
            Geografi Tumbuhan dan Hewan adalah salah satu cabang ilmu dari geografi. Geografi memang sebuah ilmu yang sangat kompleks, menyangkut segala jenis aspek fisik di bumi dan aspek sosial serta kaitan antara kedua hal tersebut. Begitupun geografi tumbuhan dan hewan, bidang studi ini akan menjadi sangat kompleks jika tidak ditemukan pembatas yang jelas karena ketika membicarakan geografi tumbuhan dan hewan maka ilmu geografi dan ilmu biologi saling berkaitan. Maka pada makalah ini akan dibahas apa saja materi yang dibicarakan pada mata kuliah geografi tumbuhan dan hewan, seperti definisi geografi tumbuhan dan hewan itu sendiri, konsep dasarnya yang di dalamnya membahas aspek kajiannya, komponennya, dan lain-lain.

B.  Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar geografi tumbuhan dan hewan?
2. Bagaimana perkembangan makhluk hidup di muka bumi?

C. Tujuan
1. Menjelaskan konsep dasar geografi tumbuhan dan hewan.
2. Menjelaskan perkembangan makhluk hidup di muka bumi.











PEMBAHASAN

A.   Konsep Dasar Geografi Tumbuhan dan Hewan
            Geografi tumbuhan dan hewan adalah salah satu cabang ilmu geografi. Menurut Fatchan (2013), berdasarkan atas arti kata geografi tumbuhan dan hewan berasal dari dua kajian cabang ilmu geografi serta ilmu pengetahuan tumbuhan dan hewan . Dengan demikian, sebenarnya terdapat kajian dua cabang ilmu yakni geografi hewan dan geografi tumbuhan.
Pengertian geografi tumbuhan menurut para ahli adalah sebagai berikut:
 1.     R.B.hind
Geografi tumbuhan adalah suatu analisa penyebar pola tumbuhan di permuakaan bumi sehubungan dengan suhu,pengruh kehidupan dn unsur fisika lainnya (R.B Hind, 1843 dalam Maulana 2014).
2.     F.J.Meyen
Geografi tumbuhan adalah suatu studi yang secara khusus menyelidiki hubungan daerah asal,budaya dan manfaat utama tumbuh-tumbuhan sebagai sumber kemakmuran bangsa (F.J Meyen, 1846 dalam Maulana, 2014).
3. Nicholas Polunin
Geografi Tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tumbuhan di seluruh permukaan bumi, mengenai komposisinya, produktivitasnya setempat, dan khususnya mengenai agihannya (Polunin, 1966: 2).
4. Achmad Fatchan
Geografi tumbuhan (phytogeography atau plant geography) berasal dari kata phyto atau plants= ‘kehidupan hayati’/ ‘tanaman’ dan geography=’ilmu tentang bumi’ (keruangan, kewilayahan, kelingkungan, manusia). Komponennya mempelajari tentang bumi dengan berbagai gejalanya, manusia dan makhluk hidup tumbuhan, interaksi di antaranya, penyebaran tumbuhan terkait dengan kondisi: kondisi iklim, tanah, geologi, geomorfologi, kondisi aktifitas tumbuhan (Fatchan, 2013).
            Berdasarkan beberapa pengertian geografi tumbuhan menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa geografi tumbuhan adalah suatu studi tentang tumbuhan di bumi, mengenai asal-usulnya, penyebarannya serta perannya sebagi sumber kemakmuran bagi manusia di suatu daerah. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat F.J Meyen yang menyatakan bahwa Geografi tumbuhan adalah suatu studi yang secara khusus menyelidiki hubungan daerah asal,budaya dan manfaat utama tumbuhan-tumbuhan sebagai sumber kemakmuran bangsa. Di dalam teorinya tetap tidak meninggalkan unsur keterkaitan antara tumbuhan dengan manusia, dengan kata lain beliau tetap memperhatikan kaitan antara physical dan human, dibuktikan dengan kalimat di akhir teorinya yaitu “tumbuh-tumbuhan sebagai sumber kemakmuran bangsa”.
Sedangkan pengertian geografi hewan menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Menurut Echols dan Hassan Shadily
Zoogeografi adalah ilmu tentang bumi yang berhubungan dengan hewan atau binatang (Echols dan Shadily, 1984 dalam Dhemajad, 2014).
2. Darlington.
Geografi hewan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang dunia hewan kaitannya dengan kondisi dan keadaan yang ada di permukaan bumi, penyebarannya, dan berbagai aspek yang memberi pengaruh terhadap penyebaran tersebut, seperti aspek kondisi iklim, tanah, geologi, geomorfologi, dan kondisi berbagai hewan itu sendiri (Darlington, 1966: 22-23 dalam Fatchan, 2013: 2).
3. Michael Richter
Ilmu yang mempelajari pola (secara) geografi tentang tumbuhan dan hewan agar dapat diketahui persebaran hewan dan tumbuhan tersebut di permukaan bumi berdasarkan ilmu ekologi dan ekosistem (Richter, 1978 dalam Muhsholeh, 2014).
4. Alfred Russel Wallace
Ilmu tentang bagaimana penyebaran spesies-spesies (hewan dan tumbuhan) di permukaan Bumi dan bagaimana penyebaran itu terjadi (Russel, 1870 dalam Muhsholeh, 2014).
5. Brown, James H., and Mark V. Lomolino
Suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana hewan dan (juga) tumbuhan hidup di berbagai tempat yang berbeda di bumi (Brown, James H., Mark V. Lomolino, 1962 dalam Muhsholeh, 2014).

6. Achmad Fatchan
Geografi Hewan menurut arti kata bahwa geografi hewan (zoogeography) berasal dari kata zoo=binatang atau hewan dan geography=ilmu tentang bumi (keruangan, kewilayahan, kelingkungan, manusia). Zoogeography=ilmu tentang bumi berkaitan hewan di dalamnya (Fatchan, 2013: 1).
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa geografi hewan adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hewan-hewan atau sesuatu dari dunia hewan dengan kondisi dan keadaannya yang ada di permukaan bumi beserta penyebarannnya dan aspek-aspek yang mempengaruhi penyebaran hewan-hewan tersebut misalnya keadaan iklim, tumbuh-tumbuhan, dan keadaan geologisnya. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Darlington. selain itu, Darlington menjelaskan geografi hewan secara lebih gamblang dan detail. Hanya saja yang perlu ditambahkan pada definisi geografi hewan menurut Darlington adalah keterkaitannya dengan manusia, bagaimana keberadaan hewan dan persebaran hewan mempengaruhi kehidupan manusia. Sehingga kesimpulan akhir  dari pengertian geografi hewan adalah ilmu pengetahuan yang sebagian besar berhubungan dengan hewan-hewan atau bagian khusus (terpenting) dari dunia hewan dengan kondisi dan keadaannya yang ada di permukaan bumi beserta penyebarannnya dan aspek-aspek yang mempengaruhi penyebaran hewan-hewan tersebut misalnya keadaan iklim, tumbuh-tumbuhan, dan keadaan geologisnya. Serta mempelajari bagaimana keterkaitan antara keduanya yaitu bagaimana persebaran dan keberadaan hewan di suatu daerah mempengaruhi kehidupan manusia.
Dari dua kesimpulan tersebut dapat ditarik lagi menjadi satu kesimpulan yang padu untuk menjelaskan geografi tumbuhan dan hewan atau yang dalam Bahasa Inggris disebut Biogeography. Biogeography adalah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu tentang tumbuhan dan hewan, mulai dari asal mulanya, proses penyebarannya, dampak penyebarannya dan keberadaannya terhadap kehidupan manusia di suatu lokasi tertentu.
Dalam mempelajari geografi tumbuhan dan hewan diperlukan dua aspek yaitu
1.      Aspek/ ilmu geografi
a.       Aspek geografi fisik
b.      Aspek geografi manusia
2.      Aspek/ ilmu biologi (biotik)
a.       Aspek biotik tumbuhan
b.      Aspek biotik hewan.
Maka jelas bahwa pada pembahasan geografi tumbuhan dan hewan kaitan antara kedua disiplin ilmu ini (geografi dan biologi) sangat berkaitan dan saling membutuhkan. Contohnya ketika membicarakan genetika hewan dan tumbuhan maka ilmu biologi yang dominan diperlukan sedangkan ketika membicarakan lokasi penyebarannya maka ilmu geografi yang dominan diperlukan.
Konsep geografi tumbuhan dijelaskan oleh Polunin bahwa “The vegetations being on analysis of the distributions of vegetables from over of the surface of the globe in connection with climate and physical agent” , “Para vegetasi berada di analisis distribusi tanaman di atas permukaan bumi kaitannya dengan iklim dan agen fisik” (Polunin, 1966 dalam Fatchan 2013: 5).
Fenomena dunia tumbuhan maupun hewan itu dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tanah (lahan), iklim, topografi dan tidak ketinggalan faktor manusia, dengan segala subvariabel dari masing-masing faktor tersebut. Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang menetap, memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa dengan sumber bahan makanan dari gas dan zat cair, melalui bantuan klorofil oleh cahaya. Tumbuhan dipermukaan bumi sebagai objek kajian bagi ahli geografi tumbuhan. Bentuk fisik maupun sifat masyarakat tumbuhan tersebut berbeda-beda menurut besaran lintang, topografi, maupun kedudukannya pada benua. Oleh sebab itu para ahli geografi tumbuhan lebih memusatkan perhatiannya terhadap hubungan tumbuhan dengan tanah, topografi dan iklim untuk mengkaji persebaran, jenis beserta agihan.
Objek kajian geografi tumbuhan adalah tumbuhan yang sifatnya natural dan bukan tumbuhan yang sudah mendapatkan perlakuan khusus atau rekayasa oleh manusia. Pendekatan yang digunakan dalam kajian dunia tumbuhan adalah bukan saja dari segi floristik saja yaitu pendekatan yang hanya berkaitan dengan tumbuhan itu saja, tetapi yang lebih penting adalah pendekatan dari segi struktur yaitu, bagaimana dari tumbuhan yang hidup itu terbentuk, tumbuh, berkembang dan tersebar. Secara umum penggolongan tumbuhan yang tersebar di permukaan bumi lebih didasarkan pada pendekatan struktur. Sebab pendekatan tersebut sesuai dengan tujuan geografi tumbuhan yaitu mengetahui persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena dunia tumbuhan berdasarkan faktor kelingkungan maupun kewilayahan dalam konteks keruangan. Selanjutnya geografi tumbuhan juga menitikberatkan kajiannya pada bioklimatologis daripada aspek evolusi maupun penyusunan tumbuhan pada masa geologi.
Dengan demikian kajian geografi tumbuhan lebih diutamakan kepada reaksi-reaksi tumbuhan terhadap unsur-unsur fisikal lingkungan seperti cahaya, panas, kelembaban, jenis tanah terhadap jenis dan persebaran tumbuhan maupun sifat-sifatnya. Disamping itu kajian tumbuhan dengan lingkungannya juga mempertimbangkan segala organisme hidup pada suatu tempat tertentu pada masa tertentu dari suatu lingkungan tertentu pula. Kajian itu disebut ekosistem yaitu ekologi tumbuhan.
Penentuan kedudukan unit-unit tumbuhan dipermukaan bumi pertama-tama harus mempelajari keseluruhan sistem biosfera yang menyangkut zona-zona kehidupan Biosfera dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan berdasarkan lingkungannya atau biosiklusnya yaitu:
a.         biosiklus lautan
b.        biosiklus air tawar
c.         biosiklus daratan
Geografi tumbuhan lebih menitikberatkan kajiannya pada biosiklus daratan. Biosiklus tumbuhan daratan dapat dikelompokkan secara garis besar pada empat biokor utama yaitu:
a.        biokor lautan
b.        biokor savana
c.         biokor padang rumput
d.         biokor gurun
Tumbuhan sangat dipengaruhi oleh fenomena geosfer. Suatu lingkungan (geografi) atau kawasan sempit tempat tumbuhnya, suatu tumbuhan tertentu disebut habitat misalnya habitat dataran tinggi, dataran rendah tebing dan lain-lain. Dalam lingkungan suatu habitat terdapat suatu unit ekosistem yang lebih kecil yang dihuni oleh masyarakat tumbuhan. Tumbuhan dapat juga dikelompokkan menurut strukturnya atau sifat-sifat fisiknya yang tampak dari luar, yaitu:
-      Bentuk hidup (life form)
-      Ukuran dan stratifikasinya
-     Cakupan dalam arti luasnya daerah yang ditumbuhi (jarang, berpencar, tandus, dan lain-lain)
-       Fungsi
-       Bentuk dan ukuran daun
-       Tekstur daun
Disamping itu tumbuhan juga dapat dikelompokkan berdasarkan toleransi terhadap suhu, kemudian air maupun tempat tumbuh atau habitat. Berdasarkan toleransi terhadap suhu maka tumbuhan dapat digolongkan menjadi:
a.    Tumbuhan daerah panas (megaterma)
b.    Tumbuhan daerah sejuk (mesoterma)
c.    Tumbuhan daerah dingin (mikroterma)
Berdasarkan ketersediaan air, maka tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi
a.    Tumbuhan daerah basah (hidrofit)
b.    Tumbuhan daerah dengan air yang cukup (mesofit)
c.    Tumbuhan daerah kering (xerofit)
Berdasarkan habitat utama, maka tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi:
a.    Tumbuhan dengan habitat terestrial (daratan)
b.    Tumbuhan dengan habitat udara
c.    Tumbuhan dengan habitat air (aquatik)
d.   Tumbuhan dengan habitat mikro.
Urgensi mempelajari geografi tumbuhan antara lain:
1.    Tumbuhan sebagai penyediaan bahan dasar dan mentah bagi manusia dan hewan (bianatang)
2.    Memelihara kondisi yang baik terhadap lingkungan.
3.  Bahwa agihan atau persebaran tumbuhan berpengaruh terhadap persebaran dan migarasi manusia dan hewan.
Objek utama kajian geografi tumbuhan adalah keseluruhan flora dan vegetasi yang menutupi permukaan bumi, namun tumbuhan yang terutama dipelajari adalah tumbuhan yang sempurna atau ideal yaitu tumbuhan berbiji, dimana tumbuhan tersebut mempunyai akar, batang, daun, bunga dan biji.
Tumbuhan sebenarnya dapat dikelompokkan berdasarkan kesempurnaannya yaitu mulai dari yang paling sederhana sampai ke yang ideal yaitu bakteri, ganggang, lumut, paku, dan tumbuhan biji. Beberapa istilah yang berkaitan dengan geografi tumbuhan dan hewan yang perlu diketahui yaitu:
1.      Vegetasi, adalah keseluruhan tumbuhan yang terdapat dipermukaan bumi atau disuatu tempat (tumbuhan penutup permukaan bumi). Misalnya: vegetasi rawa, adalah komunitas tumbuhan dalam setiap ekosistem yang merupakan penutup dari tempat ekosistem tersebut dan lain-lain.
2.      Flora, adalah semua jenis tumbuhan yang merupakan kekayaan alam suatu tempat atau inventaris kekayaan tumbuhan suatu tempat (misalnya: flora fauna Nusa Tenggara, dan lain-lain)
3.      Hewan, adalah keseluruhan hewan atau binatang yang tersebar dipermukaan bumi
4.      Fauna, adalah kekayaan jenis hewan disuatu tempat tertentu misalnya fauna Asiatis dan lain-lain
5.      Ekosistem, adalah sebagai suatu rangkaian atau rantai kehidupan yang saling pengaruh-mempengaruhi dalam membentuk suatu komunitas kehidupan pada suatu lingkungan tertentu (misalnya ekosistem padang rumput, ekosistem rawa dan lain-lain)
6.      Lingkungan, adalah suatu aspek keruangan (tempat) yang meliputi faktor iklim, tanah (lahan), topografi, yang menentukan kondisi dan situasi tempat hidup makhluk.
Habitat, adalah tempat hidup suatu tumbuhan atau hewan tertentu.
7.      Nits (Nidus), adalah lingkungan kecil (sempit) atau microenvironment yang khusus, bagi suatu makhluk yang berbeda dengan makhluk lain.
8.      Biotop, adalah komunitas tumbuhan pada suatu habitat dengan unit topografi primer.
9.      Biokor, adalah kumpulan biotop-biotop yang mempunyai sifat-sifat serupa digabung menjadi satu unit yang lebih besar.
10.  Suksesi, adalah proses perubahan komunitas tumbuhan yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur (bersifat kontinu), yang akhirnya sampai pada suatu komunitas tertinggi yang dapat didukung oleh daerah itu. Hasil akhir dari perubahan komunitas tumbuhan tersebut disebut ”klimaks”.
Darlington (dalam Fatchan, 2013: 3) menyebutkan bahwa berbagai komponen yang terkait dengan pembahasan geografi hewan antara lain sebagai berikut:
1.         Tempat “asli” suatu hewan yang terkait dengan di mana suatu jenis hewan itu berasal
2.         Berbagai tantangan atau rintangan perkembangan suatu makhluk hidup, meliputi : faktor fisis seperti keadaan lanskap, orografik,iklim, dan kondisi geografis lainya; faktor lingkungan ekologi seperti : kelembapan udara, hujan, temperatur, dan kadar pencemaran atau zat mutant.Kedua hal tersebut sangat berperan bagi perubahan dan perkembangan suatu spesies hewan yang ada di muka bumi.
3.         Kompetisi, terkait dengan pertahanan hidup (struggle for life ) bagi suatu jenis hewan tertentu dalam mempertahankan dirinyauntuk tetap eksis di muka bumi.Kompetesi tersebut senantiasa beraitan dengan tantangan alam, perkembangan ekologi, dan kopetensi antar makhluk hidup.
4.         Keseimbangan antarwilayah yang dihuni oleh berbahai jenis hewan. Keseimbangan ini dapat menjadkan jenis hewan tertentu dominn di wilayah tertentu pula.  Yang
5.         Akibat terjadinya proses evolusi menjadikan timbulnya hewan lain yang serupa namu berbeda sifatnya. Perbedaan itu bisa berupa perkembangan ke arah yang lebih sempurna (kompleks) atau ke arah yang menyimpang (lebih sederhana) dari pada induknya.
6.         Terjadi perubahan yang menjadi berbeda-beda dalam bentuk dan sifatnya, seprti karena kawin silang, modifikasi, atau mutasi.
7.         Perubahan yang terjadi pada saat perpidahan tempat (migrasi) atau proses kehiduan hewan. Perubahan itu seperti: berpindahnya sekelompok hewan dari daerah satu ke daerah lain yang kondisi geografisnya sangat berbeda, serta perubahan pada saat proses dari telur menjadi anak,menjadi hewan muda, dan menjadi hewan dewasa.
8.         Dominasi oleh jenis hewan tertentu. Banyak dijumpai dalam suatu kompetisi hidup hanya jenis hewan tertententu yang menang, sehingga jenis hewan tersebut menjadi dominan di wilayah tertentu.
9.         Proses migrasi suatu jenis hewan tertentu menjadikan hewan tersebut berubah karakteristiknya. Hal ini karena tempat semua sangat berbeda dengan tempat yang baru. Pola migrasi ini bisa berbentuk migrasi menetap atau migrasi ulang-alik antar musim tertentu.
10.       Akibat pengaruh sinar matahari (sinar ultraviolet khusunya) menyebabkan terjadinya suatu evolusi (mutasi). Evolusi ini bisa berupa adaptasi atau berubah secara tragis, atau berubah bentuk yang sama sekali berbeda dengan induknya.
Dalam suatu lingkungan ataupun wilayah tertentu selalu terjadi interaksi dan antar aksi populasi suatu spesies dengan spesies lainnya. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian terjadilah suatu kehidupan komunitas atau kelompok suatu bentuk bentuk kehidupan. Di dalam komunitas tersebut selalu terdapat komponen-komponen flora, fauna, dan mikroorganisme maupun manusia.
Suatu makhluk hidup, tidak hanya tergantung pada makhluk hidup yang lain, namun juga tergantung pada makhluk yang tidak hidup (lingkungan fisik). Komunitas atau kelompok suatu bentuk kehidupan bersama dengan lingkungan fisiknya sebagai wadah atau tempat kehidupannya, selalu menciptakan suatu bentuk ekosistem.
Dalam perkembangan suatu komunitas biasanya terdapat suatu proses siklus perkembangan, maupun mutasi dan modifikasi, sebab adanya variasi-variasi atau intervensi-intervensi lingkungan yang memberi seleksi alamiah. Seleksi tersebut dapat berupa rintangan, halangan saingan (competition), dominasi, pergerakan (penyebaran) atau migrasi dan seterusnya.
Mempelajari geografi hewan dan tumbuhan tidak terlepas dari seorang ahli yang bernama Alfred Russel Wallacea (1823 – 1913) yang mempelopori penelitian secara modern tentang geografi hewan (Muhsholeh, 2012). Dia menggambarkan suatu garis khayal yang merupakan pembatas dari penyebaran tempat hidup hewan atas enam wilayah (kawasan) seperti:
a.    Neartik
b.    Neotropikal
c.    Paleartic
d.    Ethiopian
e.    Oriental (Asiatik)
f.    Australic
Khusus di wilayah Indonesia Wallacea membagi menjadi tiga berdasarkan ciri tumbuhan dan hewannya maupun ciri-ciri geologi struktur yaitu wilayah Indonesia Barat, yang berciri Asiatik, Wilayah Peralihan dan Wilayah Indonesia Timur yang bersifat Australik.
Lingkungan makhluk hidup ada dua jenis yaitu lingkungan biotik dan lingkungan fisik. Semua makhluk hidup dituntut untuk dapat menyesuaikan kedua lingkungan tersebut. Untuk dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan tersebut yaitu fisikal adaptation dan social adaptation. Adapun jenis-jenis lingkungan abiotik antara lain: tanah, udara, air, temperatur dan sinar matahari. Habitat hewan dapat digolongkan menjadi habitat darat, laut, air tawar dan udara. Habitat darat dapat digolongkan menjadi: habitat padang rumput (steppa), habitat hutan tropis basah, habitat hutan musim, habitat hutan homogen dan habitat tundra.
Para ahli geografi hewan berpendapat bahwa mempelajari penyebaran (distribusi) hewan adalah dengan metode pendekatan asumsi, bahwa kecuali untuk faktor-faktor tertentu, sebenarnya tiap spesies hewan itu seharusnya berada di mana-mana. Namun oleh karena faktor-faktor tertentu, maka keberadaan hewan di suatu daerah tidak dimungkinkan. Faktor tersebut antara lain tidak adanya adaptabilitas.
Penyebaran atau dispersi suatu spesies hewan dipengaruhi tekanan populasi dan perubahan habitat. Sedang sarana untuk dispersi, dapat melalui udara, air, lahan dan pengangkutan baik disenagaja maupun tidak disengaja. Hambatan-hambatan dispersi antara lain: hambatan iklim, hambatan geografis, hambatan edafis dan hambatan biologis.
Pada umumnya, terdapat korelasi tertentu antara daerah geografis dengan ciri-ciri hewan, misalnya daerah dingin hewan ampibi umumnya lebih kecil dibandingkan dengan hewan sejenis di daerah panas. Hewan-hewan padang pasir yang kering dan panas berwarna lebih muda dibanding hewan didaerah lembab (berwarna lebih gelap).
Dalam sejarah perkembangan dunia hewan yang terjadi secara evolusi, disebabkan oleh adanya variasi genetika dan seleksi alam. Peristiwa itu timbul karena adanya proses mutasi gen (sifat pembawa keturunan) serta adanya proses rekombinasi gen-gen dalam keturunan selanjutnya yang disebut proses modifikasi. Mutasi adalah perubahan sifat-sifat individu yang menyimpang dari sifat-sifat normal induknya, karena gen pembawa sifat mengalami perubahan yang bersifat menurun.
Modifikasi adalah perubahan sifat-sifat individu yang menyimpang dari normal. Perubahan itu akibat dari perubahan umur dari dalam gen itu sendiri (misalnya karena perkawinan silang. Perubahan sifat akibat proses modifikasi tersebut hanya bersifat sementara atau tidak bersifat menurun. Perkembangan makhluk hidup berdasarkan teori evolusi dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan antara lain:
a.    Evolusi terjadi karena faktor letak geografis.
b.    Evolusi karena faktor lingkungan dan genetika
c.    Evolusi karena faktor adaptasi dan seleksi
d.    Evolusi karena faktor seleksi buatan.
Dalam perkembangan makhluk hidup di muka bumi, banyak dipengaruhi oleh kegiatan manusia. Hal ini disebabkan oleh pertambahan populasi manusia yang begitu cepat mengakibatkan sistem ekologi makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) dipermukaan bumi menjadi terganggu oleh sebab itu alam perlu dilindungi dan diawetkan (dikonservasi), agar tidak terjadi kemusnahan dari spesies-spesies makhluk hidup.
Pengawetan alam juga mempunyai nilai ekonomi. Perlindungan alam dibagi dua kategori, yaitu: perlindungan alam umum dan perlindungan alam dengan tujuan tertentu. Perlindungan alam umum merupakan satu kesatuan yaitu flora, fauna dan tanahnya. Sedangkan perlindungan dengan tujuan tertentu melindungi satu atau beberapa unsur dari alam di daerah tertentu. Perlindungan alam umum dibagi menjadi:
a.    perlindungan alam ketat
b.    perlindungan alam terbimbing
c.    national park
Perlindungan alam dengan tujuan tertentu dibagi menjadi: perlindungan geologi, perlindungan alam botani, perlindungan alam zoologi, perlindungan antropologi, perlindungan pemandangan alam, perlindungan hutan, perlindungan margasatwa dan perlindungan ikan.   
Objek Kajian biogeography atau geografi tumbuhan dan hewan pasti terkait dengan bentang alam, karena faktor yang paling banyak terkait dengan bentuk kehidupan di muka bumi ini adalah keadaan bentang alam. Bentang alam berasal dari pengertian kata landscape (Inggris), landchap (Belanda), artinya ialah suatu ‘pemandangan alam atau daerah dengan aneka ragam bentuk permukaan bumi, seperti: gunung atau pegunungan, lembah atau ngarai, sungai, sawah, ladang, kampung (settlement), dan sebagainya, yang sekaligus terlihat yang nampak sebagai satu kesatuan’ (Fatchan, 2013: 6).
Menurut Kolars dan Nystuen pada dasarnya bentang alam secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua. Penggolongan itu dikaji dari sudut aktivitas kegiatan manusia di muka bumi ini. Kedua bentang alam tersebut yaitu (Kolars dan Nystuen, 1974 dalam Fatchan 2013: 6)
1. Bentang alam asli (original landscape) adalah bentang alam ciptaan alam yang belum terpengaruh oleh aktifitas kegiatan manusia, semata adanya karena aktifitas alam.
2. Bentang alam buatan atau bentang alam yang sudah diubah oleh aktifitas kegiatan manusia, dimana bentang alam ini sudah tidak “original” lagi akibat ulah manusia.
            Dari kedua bentang alam tersebut tentunya bentang alam asli adalah bentang alam terbaik untuk pertumbuhan, perkembangan, dan penebaran segala jenis tumbuhan dan hewan di muka bumi ini. Karena pada hakekatnya setiap hewan dan tumbuhan akan lebih nyaman berada di bentang alam yang original, mereka akan survive, dan mampu memaksimalkan kemampuan tubuhnya untuk beradaptasi dengan lingkungannya sesuai dengan yang telah dianugerahkan oleh Tuhan, contohnya seekor monyet yang sejak lahir berada di lingkungan hutan alami akan lebih bisa mempertahankan hidupnya karena sejak kecil terbiasa memaksimalkan potensi tubuhnya untuk beradaptasi di lingkungan hutan, sedangkan monyet yang sejak lahir dibesarkan oleh manusia di pemukiman penduduk dan dibiasakan diberi makan oleh pengasuhnya, maka ketika dilepas di alam liar monyet tersebut akan kebingungan dan kurang mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Namun pada kondisi tertentu bentang alam buatan memang dibutuhkan untuk keperluan hidup manusia, seperti adanya kebun binatang yang berfungsi sebagai sarana pembelajaran dan pariwisata, contoh lain adalah areal persawahan yang digunakan untuk pertanian padi sehingga hasilnya dikonsumsi masyarakat sebagai salah satu makanan pokok.

B.   Perkembangan Makhluk hidup di  Muka Bumi
Makhluk hidup yang ada di muka bumi ini dimulai dari bentuk kehidupan yang sederhana yang berupa protozoa dan kemudian virus. Makhluk ini kemudian berkembang (berevolusi) menjadi makhluk hidup yang badannya terdiri dari beberapa sel seperti bakteri. Bakteri berkembang (berevolusi) menjadi dua kemlompok besar suatu jenis makhluk hidup yaitu:
1.      Ancestral throcopore yang merupakan induk (nenek moyang) bagi berbagai jenis hewan yang ada di muka bumi ini.
2.      Bryophita yang merupakan induk (nenek moyang) bagi berbagai jenis tumbuhan yang ada di muka bumi ini (Mary, 1953; Polunin, 1966 dalam Fatchan 2013: 8).
Menurut Anindithya (2011) Bryophyta adalah tumbuhan yang Lumut adalah tumbuhan yang sudah terbentuk embrio, berspora tapi belum mempunyai akar, batang dan daun. Berasal dari bahasa Yunani yaitu, “Bryum” yang berarti lumut. Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati, yaitu xilem dan floem. Ciri – ciri Bryophyta adalah sebagai berikut:
1.  Fotosintesis, multiseluler dan eukariotik
2.  Tak memiliki akar, batang dan daun sejati (talus)
3.  Tak memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem)
4.  Mengalami pergiliran keturunan (dari gametofit – sporofit)
5.  Reproduksi seksual dan aseksual (spora)
6.  Pengangkutan Air, melalui peristiwa Osmosis
7. Pergerakan air dari konsentrasi tinggi ke konsenterasi rendah melewati membran semi permeabel.
8.  Pengangkutan mineral, melalui difusi : pergerakan zat terlarut (mineral & ion) dari konsentrasi tinggi ke konsenterasi rendah.
Sejak dahulu kala setiap makhluk hidup telah bergantung terhadap lingkungan fisik geografisnya dan juga selalu saling membutuhkan antar makhluk hidup, karena rasa bergantung dan rasa saling membutuhkan itu lah maka terjadi interkasi yang sangat kuat.  Interaksi-interkasi tersebut yang kemudian membentuk suatu ekosistem bagi kehidupan makhluk hidup.
Menurut Fatchan (2013: 9) dalam kehidupan tumbuhan dan hewan, ekosistem terbagi menjadi dua yaitu
1.      Lingkungan abiotik merupakan lingkungan fisik meliputi: tanah atau kontinen, iklim, bentuk morfologi, kondisi perairan, udara, suhu, dan sinar matahari
2.      Lingkungan biotik merupakan lingkungan nonfisik geografi atau lingkungan berbagai bentuk makhluk hidup yang meliputi: berbagia jenis hewan dan tumbuhan, serta makro dan mikro organisme.
            Interaksi antara kedua lingkungan itu akan membentuk suatu ekosistem. Ekosistem tak terlepas dari keadaan habitat bagi tempat hidup suatu makhluk hidup. Habitat di muka bumi secara geografis dapat digolongkan menjadi: (1) habitat darat meliputi daerah tundra, gurun dan padang rumput, daerah tropik basah, daerah empat musim dan daerah sedang: (2) habitat air meliputi lautan atau habitat air asin air payau atau pantai, dan air tawar atau daerah sungai (Darlington, 1966 dalam Fatchan 2013: 10).
            Proses evolusi bagi suatu makhluk hidup yang ada di muka bumi ini tak terlepas dari keberadaan lingkungan fisik dan biologis tersebut. Sedangkan terjadinya suatu proses evolusi dipengaruhi oleh adanya hal-hal seperti berikut (Polunin, 1966 dalam Fatchan 2013: 10):
1.         Proses mutasi merupakan suatu proses perubahan makhluk hidup akibat adanya zat mutant yang dapat merubah bentuk dan sifat suatu makhluk hidup;
2.         Proses modifikasi merupakan suatu poses perubahan makhluk hidup akibat dari proses perkawinan khususnya perkawinan silang antarjenis tanaman, sehingga dapat merubah bentuk dan sifat suatu makhluk hidup;
3.         Proses perkawinan silang itu seperti yang pernah dijelaskan oleh Mendel dalam teori heriditas. Dalam proses perkawinan silang yang hasilnya (anaknya) bersifat intermidiet. Perkawinan silang semacam itu akan terjadi jika kedua jenis mahkluk hidup tersebut melalui proses perkawinan lini murni (pemurnian genetika) dan;
4.         Adanya berbagai proses evolusi karena proses berikut: faktor letak geografis, pengaruh faktor genetika, dan perubahan lingkungan, adaptasi dan seleksi, dan faktor seleksi buatan yang populer pada akhir-akhir ini.      
Sedangkan menurut Hardy dan Weinberg (dalam Meiharls, 2009) menyatakan bahwa faktor evolusi adalah sebagi berikut:
1. Perkawinan tak acak
Perkawinan umumnya dipengaruhi faktor pilihan. Misalnya, burung merak betina lebih memilih merak jantan dengan bulu ekor yang besar dan manusia cenderung mengembang biakan hewan atau tanaman yang menguntung.
2. Migrasi
Individu yang meninggalkan populasi (emigrasi), akan membawa alel keluar. Sebaliknya individu yang masuk ke dalam populasi (imigrasi), akan membawa alel yang berpotensi menjadi alel baru. Pergerakan alel antar populasi ini disebut arus gen. Migrasi menyebabkan bertambahnya variasi sifat dalam suatu populasi.
3. Hanyutan Genetik
Perubahan frekuensi alel akibat adanya populasi kecil yang memisah dari populasi besar ini disebut hanyutan genetic. Salah satu sebab dari hanyutan genetic adalah founder effect. Founder, yang dalam bahasa inggris berarti penemu atau pendiri mengacu pada sekelompok individu yang menempati tempat baru dan membentuk koloni tersendiri.
4. Seleksi alam
Terjadinya perubahan pada suatu lingkungan hidup akan mengakibatkan terjadinya dua hal, yaitu:
a. Organisasi yang dapat menyasuaikan diri dengan lingkungannya yang baru akan
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
b. Organisasi yang dapat menyesuaikan diri dengan yang baru akan mati atau pindah
ke daerah lain yang tidak mengalami perubahan lingkungan.
5. Mutasi
Mutasi merupakan perubahan materi genetik yang bersifat menurun.mutasi dapat terjadi pada semua organisme dan merupakan sumber dari adanya variasi hereditas. Mutasi gen adalah perubahan struktur kimiawi dari gen yang terjadi tanpa atau karena pengaruh faktor luar ( alami/buatan ). Penyakit molekuler Hb yang paling adalah penyakit anemia sel sabit. Penyakit ini ditentukan oleh gen resesif autosomal yang menyebabkan kelainan darah yang fatal jika dalam keadaan homozigot. Vernon Ingram, dengan menggunakan teknik elektroforesis, menemukan adanya perbedaan molekuler antara Hb normal (HbA) dan Hb sel sabit (Hb)
6. Rekomendasi dan seleksi
Bagian terpenting dari mekanisme evolusi adalah adanya rekombinasi gen. Rekombinasi gen dapat berlangsung melalui perkawinan, sehingga reproduksi merupakan faktor penting dalam proses evolusi.
Maka frekuensi gen dalam populasi dapat tepat stabil dan tetap berada dalam keseimbangan dari satu generasi ke generasi dengan syarat :
1. Jumlah populasi besar
2. Perkawinan secara acak atau random
3. Tidak terjadi mutasi maju atau balik
4. Tidak ada seleksi
5. Tidak ada migrasi
PENUTUP

A. Simpulan
1. Biogeography adalah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu tentang tumbuhan dan hewan, mulai dari asal mulanya, proses penyebarannya, dampak penyebarannya dan keberadaannya terhadap kehidupan manusia di suatu lokasi tertentu. Dalam mempelajari biogeography diperlukan dua aspek yaitu aspek geografi dan aspek biologi.
2. Makhluk hidup yang ada di muka bumi ini dimulai dari bentuk kehidupan yang sederhana yang berupa protozoa dan kemudian virus. Makhluk ini kemudian berkembang (berevolusi) menjadi makhluk hidup yang badannya terdiri dari beberapa sel seperti bakteri. Bakteri berkembang (berevolusi) menjadi dua kelompok besar suatu jenis makhluk hidup, kemudian dari dua itu berkembang lagi menjadi berbagai macam melalui evolusi.


















DAFTAR RUJUKAN

Anindithya. 2011. Bryophyta. (http://anindithya.blogspot.com/2011/11/bryophyta.html), (online). Diakses tanggal 15 September 2014.

Dhemajad. 2014. Apa itu Geografi Tumbuhan dan Hewan. (http://dhemajad92.wordpress.com/geografi/apa-itu-geografi-tumbuhan-dan-hewan/), (online). Diakses tanggal 30 Agustus 2014.

Fatchan, Achmad. 2013. Geografi Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta; Penerbit Ombak.

Maulana, Qasrin. 2014. Geografi Tumbuhan. (http://maulanananlon.blogspot.com/), (online). diakses tanggal 30 Agustus 2014.

Meiharls. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Evolusi. (http://meiharls.blogspot.com/2009/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-evolusi.html), (online). Diakses tanggal 15 September 2014.

Muhsholeh. 2012. Pengantar Geografi Hewan. (http://muhsholeh.blogspot.com/2012/03/pengantar-geografi-hewan.html), (online). Diakses tanggal 30 Agustus 2014.


Polunin, Nicholas. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun (terj) Hal.2. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.